Selasa, 22 Januari 2008

Osama

"Osama

Kamu tidak pernah bilang kepadaku

Kalau kamu mau meledakkan WTC dan Pentagon

Bush juga tidak punya bukti sampai sekarang

Jadi aku memilih untuk percaya pada cinta

Yang terpancar dibalik keteduhan matamu

Pada semangat pembelaan

Yang tersimpan dibalik lebat jenggotmu.

Osama

Kamulah yang mengajar bangsa-bangsa yang bisu

Untuk bisa bicara

Maka semua berteriak

Kamulah yang menanam bibit keberanian

Di ladang jiwa orang-orang pengecut

Maka mereka melawan

Kamulah yang menebar nikmat kemerdekaan

Di relung kalbu orang-orang tertindas

Maka mereka berjuang

Kamulah yang mengobarkan harapan

Di langit hati yang terjajah

Maka mereka berontak.

Osama, Oh, Osama

Osama, Oh, Osama

Mari kita nyanyikan lagu kemenangan

Bersama nurani anak-anak manusia

Yang telah menemukan kehidupannya

Osama, Oh, Osama

Osama, Oh, Osama

Mari kita senandungkan nasyid keabadian

Bersama nurani anak-anak manusia

Yang merindukan taman surga."

"Jawaban Surat Osama buat Aa Gim"

"Saudaraku,

Suratmu sudah kuterima

Aku baik-baik saja di sini

Aku masih minum teh di pagi hari, menikmati sunset di sore hari,

mengendalikan bisnis,

mengontrol jaringan Al Qaidah,

di balik gua-gua Afghanistan,...

Tenanglah Saudaraku di Indonesia,

jadwal kematianku tidak ditulis di Pentagon

atau Gedung Putih.

Saudaraku

Aku menonton aksi-aksi kalian di Indonesia

dari jaringan TV Aljazeera

Aku senang kalian sudah mulai berani bicara

Aku suka kalian sudah bikin Bush marah-marah

Aku gembira kalian sudah bisa bilang "tidak"

Aku bahagia kalian mulai belajar jadi singa

Aku terharu kalian miskin-miskin tapi mau nyumbang

Aku terheran-heran kalian kecil-kecil

tapi mau jihad ke Afghanistan

Aku pikir kalian ini anak-anak ajaib.

Saudaraku

Aku mau buka rahasia sama kamu

Tapi jangan bilang siapa-siapa

Kamu tahu nggak, kenapa orang-orang Taliban sayang kepadaku?

Kata mereka, ternyata karena aku lucu

Bocah-bocah Afghanistan senang padaku

Karena aku bawa mainan

pesawat-pesawat Amerika buat mereka

Para pemulung juga suka padaku

Karena rudal-rudal Amerika itu

bisa jadi besi tua yang laris

Orang-orang Amerika itu terlalu serius

Padahal kita cuma sedang bermain

di halaman surga.

Saudaraku

Kalau nanti Allah memilihku menjadi syahid

Utusanku akan datang menemuimu

Membawa sebuah pundi kecil

Itulah darahku

Siramlah taman jihad di Ambon, di Ternate, dan di Poso

Tapi kalau aku bisa

mengubur keangkuhan Amerika di sini

Aku sendiri yang akan datang ke Indonesia

Kamu tahu apa yang akan aku lakukan

Aku cuma mau, investasi di negerimu"

Tidak ada komentar: