"Osama
Kamu tidak pernah bilang kepadaku
Kalau kamu mau meledakkan WTC dan Pentagon
Bush juga tidak punya bukti sampai sekarang
Jadi aku memilih untuk percaya pada cinta
Yang terpancar dibalik keteduhan matamu
Pada semangat pembelaan
Yang tersimpan dibalik lebat jenggotmu.
Osama
Kamulah yang mengajar bangsa-bangsa yang bisu
Untuk bisa bicara
Maka semua berteriak
Kamulah yang menanam bibit keberanian
Di ladang jiwa orang-orang pengecut
Maka mereka melawan
Kamulah yang menebar nikmat kemerdekaan
Di relung kalbu orang-orang tertindas
Maka mereka berjuang
Kamulah yang mengobarkan harapan
Di langit hati yang terjajah
Maka mereka berontak.
Osama, Oh, Osama
Osama, Oh, Osama
Mari kita nyanyikan lagu kemenangan
Bersama nurani anak-anak manusia
Yang telah menemukan kehidupannya
Osama, Oh, Osama
Osama, Oh, Osama
Mari kita senandungkan nasyid keabadian
Bersama nurani anak-anak manusia
Yang merindukan taman surga."
"Jawaban Surat Osama buat Aa Gim"
"Saudaraku,
Suratmu sudah kuterima
Aku baik-baik saja di sini
Aku masih minum teh di pagi hari, menikmati sunset di sore hari,
mengendalikan bisnis,
mengontrol jaringan Al Qaidah,
di balik gua-gua Afghanistan,...
Tenanglah Saudaraku di Indonesia,
jadwal kematianku tidak ditulis di Pentagon
atau Gedung Putih.
Saudaraku
Aku menonton aksi-aksi kalian di Indonesia
dari jaringan TV Aljazeera
Aku senang kalian sudah mulai berani bicara
Aku suka kalian sudah bikin Bush marah-marah
Aku gembira kalian sudah bisa bilang "tidak"
Aku bahagia kalian mulai belajar jadi singa
Aku terharu kalian miskin-miskin tapi mau nyumbang
Aku terheran-heran kalian kecil-kecil
tapi mau jihad ke Afghanistan
Aku pikir kalian ini anak-anak ajaib.
Saudaraku
Aku mau buka rahasia sama kamu
Tapi jangan bilang siapa-siapa
Kamu tahu nggak, kenapa orang-orang Taliban sayang kepadaku?
Kata mereka, ternyata karena aku lucu
Bocah-bocah Afghanistan senang padaku
Karena aku bawa mainan
pesawat-pesawat Amerika buat mereka
Para pemulung juga suka padaku
Karena rudal-rudal Amerika itu
bisa jadi besi tua yang laris
Orang-orang Amerika itu terlalu serius
Padahal kita cuma sedang bermain
di halaman surga.
Saudaraku
Kalau nanti Allah memilihku menjadi syahid
Utusanku akan datang menemuimu
Membawa sebuah pundi kecil
Itulah darahku
Siramlah taman jihad di Ambon, di Ternate, dan di Poso
Tapi kalau aku bisa
mengubur keangkuhan Amerika di sini
Aku sendiri yang akan datang ke Indonesia
Kamu tahu apa yang akan aku lakukan
Aku cuma mau, investasi di negerimu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar