Rabu, 25 Juni 2008

Hindari Flu dengan Rajin Cuci Tangan



Tidak salah memang jika para ibu selalu meminta agar selalu membersihkan tangan, makanan sayuran dan tidur dengan teratur. Menurut sejumlah dokter dan ahli nutrisi kebiasaan baik itu bisa menghindarkan seseorang dari penyakit flu. Menurut Dr R Michael Gallagher, kebiasaan itu setidaknya bisa menjadi hal yang terbaik untuk kesehatan seseorang.
Ia menjelaskan bahwa kebiasaan untuk hidup sehat, diet yang seimbang serta istirahat yang cukup merupakan sebuah hal yang mampu menjaga kesehatan seseorang untuk terkena flu. Menyebarnya flu burung memang telah membuat sejumlah pihak kembali berusaha menerapkan kebiasaan hidup yang sehat. Karena sejauh ini flu burung itu belum bisa diobati dan telah menyebabkan kematian disejumlah negara.

"Menjaga kebiasaan sehat mungkin akan menjadi hal yang terbaik bagi anda sendiri," tegas ahli fisik dari University of Medicine and Dentistry of New Jersey's School of Osteopathic Medicine ini. Dr Gallagher juga memperkirakan bahwa orang yang bekerja terlalu keras dan kurang melakukan keseimbangan nutrisi merupakan mereka yang akan terkena lebih besar terkena flu.

Selain tidur cukup (7-8 jam sehari), menjaga stress merupakan sesuatu yang penting juga diperhatikan. "Karena terlalu banyak stress bisa merusak sistem kekebalan tubuh," jelasnya. "Apa yang anda lakukan dalam kebiasaan sehat itu merupakan upaya untuk memutus transmisi flu dan kebiasan itu biasanya telah disampaikan oleh ibu kita sejak kecil," tambah Dr. Mitchell Cohen.

Ahli dari the federal Centers for Disease Control and Prevention (CDC) ini menambahkan bahwa mengurangi sentuhan tangan ke mata, hidung atau mulit juga bisa menjadi sesuatu yang penting untuk terhindar dari flu. Karena jika tangan tidak bersih sentuhan itu bisa membawa infeksi yang tidak lain adalah flu. Sebuah virus bisa bertahan hidup selama lima jam sejak ia menjangkiti dari sentuhan.

Dr Ron Davis dari American Medical Association merasa yakin sanitasi yang baik merupakan sesuatu yang bisa menjadi alternatif jika sabun dan air kurang tersedia. Untuk menjaga kekebalan tubuh, seseorang sebaiknya mengkonsumsi ikan yang memiliki kandungan vitamin A, C dan E, susu dan buah-buahan.

Para dokter dan ahli nutrisi berharap pesan yang mereka sampaikan setidaknya bisa membuat orang berhati-hati karena kebanyakan orang sering mengabaikan setidaknya untuk mencuci tangan.

Selasa, 10 Juni 2008

Sehari Satu Ilmu

Orang yang sudah lulus sekolah atau kuliah bukan berarti berhenti belajar. Siapapun pasti sepakat dengan pernyataan ini. Hanya saja kadang kita diam-diam berhenti belajar tanpa sadar. Tak sempat lagi menambah wawasan pengetahuan, mengisi kapasitas pemikiran dengan ilmu-ilmu baru. Waktu habis dengan rutinitas pekerjaannya masing-masing. Hasilnya, kualitas hidup kita hanya itu-itu saja, bahkan mandeg karena tidak ada pembelajaran lagi.

Hal ini wajar karena selepas pendidikan formal tidak ada keterikatan lagi dengan sistem. Kita akan bebas, jika sewaktu belajar di pendidikan formal mau tak mau harus membaca berbagai buku dan menulis (paper, artikel atau makalah), ketika lulus tak ada beban lagi dengan aktivitas tersebut. Kecuali kalau kita memang gemar membaca dan menulis, aktivitas itu tetap berlangsung. Walau kalau boleh jujur, diakui atau tidak aktivitas pembelajaran tersebut kadangkala bukan sebuah kebutuhan atau kewajiban, melainkan hanyalah sebatas hobi belaka.

Benar. Belajar itu tak sekedar soal buku dan menulis, saya juga percaya itu. Ada dua hal yang sebenarnya menjadi inti tujuan kita belajar. Pertama, menambah wawasan pengetahuan. Kedua, menguasai keterampilan atau kecakapan hidup (skill). Kedua hal tersebut yang ingin saya bincangkan dalam kesempatan ini. Bagaimana, kita bisa tetap terus belajar walaupun tiap hari sibuk bekerja. Ijinkan saya, mengutarakan sebuah strategi pembelajaran yang sederhana yaitu sehari satu ilmu.

Tidak menutup kemungkinan orang punya kemampuan mendapatkan belasan, puluhan bahkan ratusan ilmu dalam setiap harinya. Tapi, saya percaya kenyataannya hal tersebut seribu satu dalam kehidupan keseharian kita. Maka, Bagi orang biasa (seperti saya) sehari satu ilmu cukup. Kalau sebulan kan bisa 30 ilmu didapatkan, bagaimana kalau dua bulan bahkan satu tahun, banyak sekali ilmu yang bisa kita dapatkan. Tinggal buat daftarnya aja berapa ilmu yang kita kuasai.

Prakteknya bagaimana..?.


Tak usah terlalu memikirkan ilmu yang muluk-muluk dulu seperti teori sains yang rumit. Cukup mulai dari ilmu yang terkait dengan kehidupan keseharian kita. Misalnya tentang ilmu pohon pisang. Ia tidak mau mati sebelum menghasilkan buah. Walaupun batang pohon pisang ditebang tetap saja akan tumbuh, di tebang lagi akan tumbuh lagi. Sampai menghasilkan buah baru kemudian ia rela layu kemudian mati. Ini sebagai contoh ilmu tentang wawasan pemikiran kita. Kalau benar-benar teresapi dalam jiwa, kelak kita bisa membuat karya besar, karya terbaik dalam sejarah kehidupan kita. Buah karya yang terkenangkan sepanjang masa.

Atau, kalau soal kecakapan hidup, tak usah jauh jauh. Misalnya tentang ilmu membuka buku. Saya masih mendapati seorang Doktor yang ilmunya mumpuni, tapi belum memahami ilmu tentang membuka buku. Sadar atau tidak sadar Ia masih suka melakukan kebiasaan membuka buku dengan langkah jorok. Menjilat ujung jari kemudian disapukan ke pojok kertas.

Hasilnya, selain sebuah pemandangan tidak estetis, juga kertas menjadi rusak. Beda kalau tahu ilmunya, ia cukup memegang ujung buku, kemudian membukanya. Hasilnya, buku tak mudah lusuh dan pemandangan pun lebih terkesan indah. Ini hanya sekedar contoh saja. Sekarang saatnya, kalau bisa, pastikan setiap hari kita menguasai satu ilmu . Ini sudah cukup. Ingat-ingat saja sebelum kita tidur. Sudahkah hari ini kita menguasai satu ilmu..?.