Minggu, 28 Juni 2009

bos vs staff

Seandainya KITA yang jadi BOSS
dan Orang Lain jadi StaffRata Tengah
( Yosep Iswadi)

Bila boss tetap pada pendapatnya, itu berarti beliau konsisten
Bila staff tetap pada pendapatnya, itu berarti dia keras kepala !

Bila boss berubah-ubah pendapat, itu berarti beliau fleksibel.
Bila staff berubah-ubah pendapat, itu berarti dia plin-plan !

Bila boss bekerja lambat, itu berarti beliau teliti.
Bila staff bekerja lambat, itu berarti dia tidak perform !

Bila boss bekerja cepat, itu berarti beliau smart.
Bila staff bekerja cepat, itu berarti dia terburu-buru !

Bila boss lambat memutuskan, itu berarti beliau hati-hati.
Bila staff lambat memutuskan, itu berarti dia telmi !

Bila boss mengambil keputusan cepat,
itu berarti beliau berani mengambil keputusan.
Bila staff mengambil keputusan cepat, itu berarti dia gegabah !

Bila boss terlalu berani mengambil resiko, itu berarti beliau risk taking.
Bila staff terlalu berani mengambil resiko, itu berarti dia sembrono !

Bila boss tidak berani mengambil resiko, itu berarti beliau prudent.
Bila staff tidak berani mengambil resiko, itu berarti dia tidak berjiwa bisnis !

Bila boss mem-by pass prosedur, itu berarti beliau proaktif-innovatif.
Bila staff mem-by pass prosedur, itu berarti dia melanggar aturan !

Bila boss curiga terhadap mitra bisnis, itu berarti beliau waspada.
Bila staff curiga terhadap mitra bisnis, itu berarti dia negative thinking !

Bila boss menyatakan sulit, itu berarti beliau prediktif-antisipatif.
Bila staff menyatakan sulit, itu berarti dia pesimistik !

Bila boss menyatakan mudah, itu berarti beliau optimis.
Bila staff menyatakan mudah, itu berarti dia meremehkan masalah !

Bila boss sering keluar kantor, itu berarti beliau rajin ke customer.
Bila staff sering keluar kantor, itu berarti dia sering kelayapan !

Bila boss sering entertainment, itu berarti beliau rajin me-lobby customer.
Bila staff sering entertainment, itu berarti dia menghamburkan anggaran !

Bila boss sering tidak masuk, itu berarti beliau kecapaian karena kerja keras.
Bila staff sering tidak masuk, itu berarti dia pemalas !

Bila boss minta fasilitas mewah, itu berarti beliau menjaga citra perusahaan.
Bila staff minta fasilitas mewah, itu berarti dia banyak menuntut !
...........dan masih banyak lagi.

Bila boss membuat tulisan seperti ini, itu berarti beliau humoris.
Bila staf membuat tulisan seperti ini, itu berarti dia :
frustasi
iri terhadap karir orang lain
negative thinking
barisan sakit hati
provokasi
tidak tahan banting
berpolitik di kantor
tidak produktif
tidak sesuai dengan budaya perusahaan
..........dan masih banyak lagi
ha.....ha........haaaa. afwan


Kamis, 21 Mei 2009

Indahnya Tantangan

Sebagai ilustrasi saya akan memberikan sebuah permasalahan. Seandainya kita adalah nelayan kemudian ada pengusaha pengalengan ikan yang memberikan tawaran menarik kepada kita. Kita akan diberikan kapal besar untuk berlabuh berbulan-bulan dan hasil tangkapan yang kita peroleh akan dibeli oleh pengusaha tersebut dengan harga yang tinggi. Tapi pengusaha tersebut menginginkan hasil tangkapan dalam jumlah besar dengan keadaan segar pada saat diterima oleh sang pengusaha. Jika tidak bisa kapal akan diminta kembali. Apa yang harus kita lakukan? Menolak? Tentu sangat sayang. Jika kita ambil kesempatan ini kemudian apa yang kita lakukan?

Baik, kita berlabuh kemudian ikan hasil tangkapan kita masukkan kedalam freezer. Apa yang terjadi? Jika kita melakukan itu ternyata pengalaman membuktikan ikan yang di freezer selam satu hari saja rasanya sudah lain dari ikan yang benar-benar segar.

Apakah kita akan meletakkan ikan itu kedalam jaring kemudian jaring itu tetap ditempatkan di laut dan diseret? Ini akan mengundang ikan hiu untuk memakannya. Jaring cepat rusak karena ditarik dengan tekanan didalam yang besar.

Apalagi? Dibuatkan kolam diatas kapal? Kemudian diisi air dan ikan dimasukkan kedalamnya. Ide bagus. Tapi ternyata fakta membuktikan ikan yang diletakkan dikolam dalam kapal agak lama (kira-kira satu bulan) 80% ikan yang ada di dalamnya mati. Luar biasa, bagaimana bisa memenuhi target yang diinginkan pengusaha.

Bagaimana sebenarnya cara yang paling efektif. Memang ikan dimasukkan ke kolam adalah cara yang baik dibanding dengan cara yang lain. Tapi bagaimana mengantisipasi kematian yang demikian besar itu? Ternyata jawabannya adalah dalam kolam tersebut harus diberi ikan hiu kecil. Dari pengalaman didapatkan malah sebagian besar dari ikan hidup. Apa sebab, kenapa harus diberi hiu?

Keberadaan hiu kecil dalam kolam memberikan situasi seperti pada lingkungan laut. Ikan hiu sebagai pemantik terjadi keseimbangan proses makan dimakan antar komponen yang ada didalamnya. Sangat berbeda ketika ikan langsung mengalami suatu keadaan yang berbeda dengan yang ditemui dilaut. Selain itu mahluk hidup apapun tidak bisa hidup ketika tanpa ’ancaman’ tanpa tekanan sama sekali. Tidak akan ada motivasi yang memaksa untuk melakukan dan berbuat sesuatu.

Sesungguhnya segala sesuatu jika dikerjakan tanpa adanya tantangan maka akan menjadikan ‘mandul’, stagnan, tidak dinamis, bahkan mati. Sepeti contoh ikan pada kolam dalam kapal. Jika tidak ada hiu yang ‘ngoprak-oprak’ (menyerang) maka motivasi hidup ikan menjadi tidak ada. Tidak ada yang perlu dilakukan oleh ikan-ikan tersebut. Lain halnya ketika ada tantangan, mereka akan memberikan perlawanan untuk mempertahankan hidupnya.

Seperti halnya pada manusia, meski tidak sampai menyebabkan kematian, tantangan akan menjadikan seseorang lebih hidup, dinamis karena ada yang dijadikan saingan. Tidak menarik ketika menjadi pemain dan pemenang tunggal. Tidak ada lawan sama sekali. Diadakan lomba lari karena ada saingan. Jika tidak ada saingan tidak ada yang disebut juara.

Kita juga akan mengetahui kapasitas seperti apakah kita, kualitas seperti apakah karya kita. Semakin banyak saingan, semakin berat tantangan harusnya dijadikan motivasi lebih untuk melakukan yang terbaik. Membuktikan diri sebagai bukan sekedar baik tapi yang terbaik.

Berkait dengan tantangan, saya ingat perkataan menarik, bahwasanya semakin berat tantangan maka akan semakin besar manfaat yang akan bisa dirasakan.

Perlu perjuangan memang untuk menaklukkan tantangan, tapi maknailah itu sebagai sukses (sukses dalam proses) jika kita menikmati proses, maka kita akan berproses dengan sebaik-baiknya disamping kita juga menginginkan hasil yang terbaik.

Maka berbahagialah jika tantangan yang Anda hadapi saat ini berat….., Jika berhasil mengatasinya kesuksesan yang Anda raih akan luar biasa.

Berbahagialah jika malam semakin larut. Itu pertanda pagi akan segera datang.

Jumat, 09 Januari 2009

Sobat

“Tetaplah menjadi dirimu sobat”. Baru saja kuletakkan gagang telepon setelah menghubungi seorang sahabat untuk sesuatu hal. Entah, rasanya Allah menuntun tangan ini untuk menekan tombol-tombol nomornya. Dan puji syukur, hari ini aku mendapatkan satu nasihat yang sangat berharga dalam hidupku.

Sebagai manusia, terkadang kita tidak sekuat yang kita banggakan, tak pernah sehebat prasangka sendiri, tak pernah setangguh bayang-bayang idealisme. Karena justru pada saat kebanggaan, prasangka diri dan bayangan kehebatan itu menjadi tameng dalam menjalani kehidupan, sesungguhnya, semua itu adalah tameng yang semu, yang tak pernah sanggup menahan sebutir debu pun untuk mengelabui mata ini, yang tak pernah bisa mencegah sehelai duri halus menembus kulit kaki kita yang terus melangkah. Adalah manusia yang sombong, yang tak pernah mengharapkan seorang sahabat sejati mengiringi setiap langkahnya, meski hanya dalam do’a.

Kita bukan malaikat yang tak pernah bisa tersentuh kemaksiatan, yang tak mungkin berbuat dosa karena ia memang terbuat dari dzat yang jauh dari kegelapan. Sedangkan kemaksiatan dan dosa, lebih banyak dari sudut yang gelap yang seringkali tak tertangkap mata kehadirannya, setidaknya oleh mata hati yang lengah. Kita bukan Rasul yang Allah beserta para malaikat setia mendampingi dan menjaga dari jalan yang salah. Dan yang pasti, kita bukanlah syaitan yang dengan izin Allah, ia senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang mengabadikannya di neraka. Namun demikian, meski sebagai manusia, kita juga bisa bercahaya dan saling menerangi sesama, jika kita saling menasihati, saling menegur jika mendapati yang salah. Meski hanya seorang manusia biasa, kita juga punya Allah dan para malaikat yang senantiasa memperhatikan dan melindungi kita, jika kita menginginkannya.

Tangan-tangan Allah, sentuhan para malaikat, bisa jadi tak secara langsung kita rasakan seperti saat Dia membantu para Rasul-Nya mengemban missi dakwah. Dalam perjalanan mengarungi hidup, bukan tak mungkin salah, khilaf menyebabkan diri ini tergelincir bahkan terjerumus pada lubang yang dalam. Yang bahkan teramat sulit untuk kembali. Berjalan sendiri, bukan tak boleh, namun saat semakin derasnya hujan dan angin yang bertiup, bukankah kehadiran seorang sahabat dapat lebih membantu memegangi payung

yang nyaris terbawa angin? Bertahan dalam badai topan maupun banjir bersama seorang teman, pasti lebih memberikan kekuatan dan kesabaran dari kesendirian. Bahkan sekedar untuk mencabut uban di kepala, kita membutuhkan bantuan orang lain.

Lalu, masih sombongkah kita untuk bersikeras berjalan sendiri tanpa menghiraukan seruan-seruan dari orang lain? Masih egoiskah diri ini untuk yakin tetap selamat tanpa mempedulikan nasihat-nasihat dari siapapun? Percayalah, dari manapun datangnya, jika ia membawa nasihat, teguran yang terkadang teramat pahit terasa, bahkan tamparan yang memilukan, namun jika untuk keselamatan kita, merekalah sahabat sebenarnya. Bersyukurlah Allah masih berkenan menghadirkan mereka dalam hidup ini. Sesungguhnya, tidak lain mereka adalah tangan-tangan Allah yang selalu melindungi.